Senin, 28 September 2015

Wanita Tidak Bisa Tidur Setelah Bercinta, Apa Penyebabnya?

Efek seks bisa berbeda pada pria dan wanita. Jika pria merasa mengantuk setelah mendapatkan orgasmenya, sebagian wanita justru merasa berbeda. Kenapa ada wanita yang justru tidak bisa tidur setelah bercinta?

Seperti dikutip drpsychmom, menurut psikolog klinis, Dr. Samantha Rodman, seks cenderung membuat wanita merasa berenergi dan intim dengan pasangannya. Hal itulah yang menyebabkan mereka jadi merasa tidak mengantuk meskipun berhasil mendapatkan orgasme saat bercinta.

Berdasarkan hasil penelitian, reaksi otak pria dan wanita memang berbeda setelah mereka mendapatkan orgasme. Dari riset yang dilakukan ahli syaraf asal Prancis, Serge Stoleru diketahui, pasca orgasme saat dilihat dari hasil scan, area otak pria yaitu cerebral cortex atau area untuk berpikir, akan shut down atau mati. Sedangkan dua area lainnya, cingulate cortex dan amygdala, akan memerintahkan otak untuk menghentikan keinginan bercinta.

"Setelah pria orgasme, mereka biasanya merasakan periode istirahat dimana mereka tidak bisa merasa bergairah. Sebaliknya wanita merasakan berbeda. Wanita seperti tidak merasakan periode istirahat ini dan justru meminta untuk bercinta lagi saat pasangannya justru ingin istirahat," ujar Serge seperti dikutip Mail Online.

Setelah orgasme, tubuh memang melepaskan hormon endorfin. Hormon ini diasosiakan dengan hormon yang membuat tubuh merasa relaks. Bagi pria, relaksasi yang dirasakan membuat mereka mengantuk. Sedangkan pada wanita, saat relaks, mereka justru bersemangat untuk melakukan hal lain, seperti sesi bercinta selanjutnya.

Jika Anda termasuk wanita yang sulit tidur setelah bercinta, Dr. Samantha mengatakan tidak usah terlalu mengkhawatirkan masalah tersebut. Dia menyarankan jika memang Anda ingin segera merasa mengantuk, cobalah untuk keluar dari tempat tidur dan menuju ruangan lain selama 15 menit. Lakukan kegiatan yang tidak terlalu banyak menguras tenaga seperti membaca buku ringan. Hindari memainkan smartphone di tempat tidur.

Anne-Marie Chang, asisten profesor kesehatan perilaku tidur (bio-behavioural) di Pennsylvania State University, Amerika Serikat menyatakan sebagian besar perangkat elektronik memancarkan cahaya yang dinamakan 'short wavelength enriched'. Konsentrasi cahayanya lebih tinggi dari cahaya biru dan berbeda dari cahaya lampu ruangan atau lampu tidur biasa. Cahaya itulah yang sangat memengaruhi pola tidur dan ritme sirkadian pada manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar