Jumat, 16 Oktober 2015

Jangan Kurang Atau Lebih, Pola Tidur Berantakan Picu Risiko Penyakit

Studi baru menemukan bahwa tidur terlalu banyak juga dapat meningkatkan risiko inflamasi, obesitas, sakit kronis, depresi, dan diabetes.
Hal ini diketahui setelah riiset dilakukan dengan memeriksa kadar konsentrasi nutrisi mikro, terutama zat tembaga, pada darah orang yang tidur terlalu lama (lebih dari 10 jam). Peneliti kemudian menemukan bahwa tingginya kadar zat tembaga pada darah berkaitan durasi tidur yang terlalu
panjang.

Kadar zat tembaga pada darah dapat menunjukan banyak hal soal kesehatan. Orang dewasa memiliki kadar tembaga sebanyak 50-80 miligram dalam tubuhnya dan nutrisi tersebut digunakan tubuh untuk membuat melanin, tulang, dan jaringan penghubung. Namun, bila terlalu banyak zat tembaga dapat meracuni organ, membunuh sel-sel liver, dan membahayakan sistem saraf.
Peneliti mengetahui ada juga kemungkinan stres dan kondisi penyakit jantung bisa memengaruhi kandungan tembaga dalam tubuh. Oleh karena itu peneliti memperhitungkan kedua faktor dalam riset.

"Namun demikian, saat faktor penyakit jantung partisipan sudah diperhitungkan, hasilnya tetap tidak berubah. Hubungan antara konsentrasi zat tembaga dan durasi tidur tetap terlihat independen dari penyakit kardiovaskular" ujar salah satu peneliti, Maria Luojus, seperti dikutip dari Medical Daily .
Perlu riset lebih jauh untuk memeriksa kaitan antara tidur terlalu lama, tingkat tembaga dalam tubuh, dan inflamasi. Secara umum tapi sudah banyak studi yang menemukan bahwa tidur sangat penting untuk kesehatan.

Menurut National Sleep Foundation, remaja seharusnya tidur selama delapan hingga 10 jam sehari, sedangkan orang dewasa tujuh hingga delapan jam. Sementara itu orang dewasa yang berusia 65-an membutuhkan tidur tujuh sampai delapan jam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar