Kesadaran masyarakat akan kesehatan saat ini masih sangat kurang,
padahal saat ini banyak cara yang dapat dilakukan untuk menjaga
kesehatan tubuh kita tanpa harus membuang-buang waktu atau materi secara
berlebihan. Salah satu caranya adalah dengaan memperkuat landasan agama
atau kepercayaan spritiual kita.
Agama sendiri memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kesehatan jiwa maupun rohani tetapi juga menjaga kesehatan tubuh dengan berbagai cara. Sejak tahun 1994 Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah memasukan aspek spiritual dalam komponen kesehatan holistik. Konsep ini memiliki makna untuk membangun manusia yang utuh dan sehat. Selain aspek spiritual, terdapat 3 aspek dalam konsep holistik yaitu biologis, psikologis dan sosial.
Peneliti dari Universitas Duke, David Hayward, menyatakan bahwa aktivitas religus dan keterlibatan seseorang kelompok agama ternyata membuat hidup menjadi lebih sehat. Penelitiannya menjelaskan hubungan antara kondisi otak, kesehatan, dan agama. Berdasarkan laporan dari jurnal PLos ONE (Public Library of Science ONE), Haywar meneliti 268 orang. Ia melalukan survei mengenai keterlibatan dalam kelompok religius dan aktivitas keagamaan.
Hasilnya orang yang terlibat dalam kelompok keagamaan memiliki kondisi kesehatan lebih baik di usia tua ketimbang mereka yang tidak. Meski begitu, Hayward menegaskan efek ini berbeda-beda untuk setiap orang.
1. Menurunkan tekanan darah
Sebuah studi yang dilakukan oleh Medical Center Universitas Duke pada tahun 1998, menyatakan bahwa orang tua yang lebih aktif beribadah memungkinkan memiliki tekanan darah yang lebih rendah 40 persen daripada orang tua yang kurang aktif. Sampai saat ini para peneliti belum bisa menjawab alasannya.
2. Kepuasan hidup yang lebih tinggi
Orang-orang yang aktif beribadah lebih memiliki kebahagian dalam hidup dan memiliki kepuasaan tersendiri, berbeda dari orang - orang yang kurang aktif. Menurut studi yang dilakukan American Sociologial pada tahun 2010, menyatakan bahwa kemungkinan kehadiran di tempat beribadah secara teratur menghasilkan ikatan sosial yang kuat pada setiap manusia. Dengan kata lain, orang yang lebih rajin beribadah cenderung memiliki banyak teman.
3. Lebih mampu menghadapi rintangan
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada 345 pasien oleh Journal of American Medical Assosiacttio pada tahun 2009 menyatakan bahwa mereka yang menderita penyakit kronis, apabila lebih aktif beribadah dapat memperpanjang hidup mereka. Hal ini dikarenakan setiap agama menanamkan sikap sabar dalam menjalankan hidup dan selalu berfikir untuk tetap positif dalam menjalani rintangan.
4. Sebuah kehidupan yang lebih panjang
Manusia yang rajin dalam kegiatan keagamaan, setidaknya sekali dalam seminggu, setidaknya mendapatkan 7 tahun tambahan hidup dibandingkan mereka yang jarang pergi ketempat ibadaah. Studi yang dilakukan pada tahun 1999 menyatakan bahwa mereka yang melewatkan kegiatan ibadah memiliki risiko kematian sekitar 1,87 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang rajin dalam kegiatan agama. Para peneliti menyatakan bahwa manfaat sosial dari komunitas agama yang membantu menjaga kesehatan orang-orang lebih lama.
Agama sendiri memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menjaga kesehatan, bukan hanya kesehatan jiwa maupun rohani tetapi juga menjaga kesehatan tubuh dengan berbagai cara. Sejak tahun 1994 Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah memasukan aspek spiritual dalam komponen kesehatan holistik. Konsep ini memiliki makna untuk membangun manusia yang utuh dan sehat. Selain aspek spiritual, terdapat 3 aspek dalam konsep holistik yaitu biologis, psikologis dan sosial.
Peneliti dari Universitas Duke, David Hayward, menyatakan bahwa aktivitas religus dan keterlibatan seseorang kelompok agama ternyata membuat hidup menjadi lebih sehat. Penelitiannya menjelaskan hubungan antara kondisi otak, kesehatan, dan agama. Berdasarkan laporan dari jurnal PLos ONE (Public Library of Science ONE), Haywar meneliti 268 orang. Ia melalukan survei mengenai keterlibatan dalam kelompok religius dan aktivitas keagamaan.
Hasilnya orang yang terlibat dalam kelompok keagamaan memiliki kondisi kesehatan lebih baik di usia tua ketimbang mereka yang tidak. Meski begitu, Hayward menegaskan efek ini berbeda-beda untuk setiap orang.
1. Menurunkan tekanan darah
Sebuah studi yang dilakukan oleh Medical Center Universitas Duke pada tahun 1998, menyatakan bahwa orang tua yang lebih aktif beribadah memungkinkan memiliki tekanan darah yang lebih rendah 40 persen daripada orang tua yang kurang aktif. Sampai saat ini para peneliti belum bisa menjawab alasannya.
2. Kepuasan hidup yang lebih tinggi
Orang-orang yang aktif beribadah lebih memiliki kebahagian dalam hidup dan memiliki kepuasaan tersendiri, berbeda dari orang - orang yang kurang aktif. Menurut studi yang dilakukan American Sociologial pada tahun 2010, menyatakan bahwa kemungkinan kehadiran di tempat beribadah secara teratur menghasilkan ikatan sosial yang kuat pada setiap manusia. Dengan kata lain, orang yang lebih rajin beribadah cenderung memiliki banyak teman.
3. Lebih mampu menghadapi rintangan
Berdasarkan survei yang dilakukan kepada 345 pasien oleh Journal of American Medical Assosiacttio pada tahun 2009 menyatakan bahwa mereka yang menderita penyakit kronis, apabila lebih aktif beribadah dapat memperpanjang hidup mereka. Hal ini dikarenakan setiap agama menanamkan sikap sabar dalam menjalankan hidup dan selalu berfikir untuk tetap positif dalam menjalani rintangan.
4. Sebuah kehidupan yang lebih panjang
Manusia yang rajin dalam kegiatan keagamaan, setidaknya sekali dalam seminggu, setidaknya mendapatkan 7 tahun tambahan hidup dibandingkan mereka yang jarang pergi ketempat ibadaah. Studi yang dilakukan pada tahun 1999 menyatakan bahwa mereka yang melewatkan kegiatan ibadah memiliki risiko kematian sekitar 1,87 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang rajin dalam kegiatan agama. Para peneliti menyatakan bahwa manfaat sosial dari komunitas agama yang membantu menjaga kesehatan orang-orang lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar